REVIEW 20 JURNAL TERKAIT POSTER FILM TOY STORY

REVIEW 20 JURNAL TERKAIT FILM TOY STORY



 ABSTRAK

Pendahuluan: Film merupakan salah satu jenis hiburan yang sering dikonsumsi oleh orang-orang untuk menghibur dirinya dari rutinitas melelahkan. Penonton bisa berbondong-bondong pergi ke bioskop demi menonton film terbaru yang ditayangkan. Selain itu, film juga sudah bisa dinikmati di layar kaca maupun layar ponsel. Namun sejatinya, film dibuat untuk layar lebar sehingga pengalaman menontonnya tetap berbeda jika dibandingkan dengan menyaksikan di rumah lewat medium televisi. Film sendiri memiliki definisi sebagai sebuah medium komunikasi audio visual yang tak hanya memberikan hiburan, tapi juga menawarkan informasi, dan bahkan bisa menyentuh emosi penontonnya. Menurut Hiawan Pratista (2008), film adalah media audio visual yang menggabungkan kedua unsur, yaitu naratif dan sinematik. Unsur naratif sendiri berhubungan dengan tema sedangkan unsur sinematik adalah alur atau jalan ceritanya yang runtun dari awal hingga akhir.

    Toy Story merupakan film animasi komedi yang diproduksi oleh Pixar Animation Studios dan dirilis oleh Walt Disney Pictures di Amerika Serikat. Film karya sutradara John Lasseter ini merupakan film animasi yang pertama kali menggunakan fitur komputer dari Pixar Animation Studio. Skenarionya ditulis oleh Joss Whedon, Andrew Stanton, Joel Cohen, dan Alec Sokolow. Pada 22 November 1995, Toy Story perdana dirilis. Animani ini merupakan kolaborasi pertama Pixar-Disney sekaligus film animasi berdurasi panjang pertama yang sepenuhnya dibuat oleh komputer.

    Proses pengembangan Toy Story bisa dibilang panjang, yang mana dimulai sejak Januari 1991. Pixar harus menggambar, membuat figur dan pekerjaan akhir lainnya yang semua dilakukan di komputer. Animasi canggih ini menciptakan dunia tiga dimensi yang hidup penuh warna dan gerakan, di mana mainan bergerak dan hidup seperti manusia. Setelah dirilis, Toy Story meraih sukses besar. Toy Story meraup lebih dari 192 juta dolar AS di box office domestik dan 358 juta dolar AS di seluruh dunia. Animator Toy Story, John Lasseter, menerima Academy Award khusus untuk memimpin tim Pixar dalam pembuatan Toy StoryToy Story juga menjadi film animasi pertama yang mendapatkan nominasi Oscar untuk Best Original Screenplay.


PENDAHULUAN

Menurut Hiawan Pratista (2008), film adalah media audio visual yang menggabungkan kedua unsur, yaitu naratif dan sinematik. Film sendiri memiliki definisi sebagai sebuah medium komunikasi audio visual yang tak hanya memberikan hiburan, tapi juga menawarkan informasi, dan bahkan bisa menyentuh emosi penontonnya. Unsur naratif sendiri berhubungan dengan tema sedangkan unsur sinematik adalah alur atau jalan ceritanya yang runtun dari awal hingga akhir.

Film juga merupakan salah satu jenis hiburan yang sering dikonsumsi oleh orang-orang untuk menghibur diri dari rutinitas melelahkan. Penonton bisa berbondong-bondong pergi ke bioskop demi menonton film terbaru yang ditayangkan. Selain itu, film juga sudah bisa dinikmati di layar kaca maupun layar ponsel. Sejak pandemi Covid-19 yang memaksa manusia untuk saling menjaga jarak, film lebih banyak diproduksi di layanan streaming agar penonton tetap berada di rumah. Namun sejatinya, film dibuat untuk layar lebar sehingga pengalaman menontonnya tetap berbeda jika dibandingkan dengan menyaksikan di rumah lewat medium televisi.

Sepanjang perjalanannya, film berkembang menjadi beragam jenis atau bisa juga disebut sebagai genre. Genre-genre ini bisa berdiri sendiri atau bahkan bercampur dengan genre lain sehingga menghadirkan warna baru di perfilman. Adapun jenis-jenis genre film diantaranya yaitu:
1. Aksi 
Film aksi atau laga adalah film yang sebagian besar adegan-adegan di dalamnya menampilkan aksi yang memacu adrenalin penonton. Genre ini biasanya menampilkan cerita si baik dan si jahat yang berhadapan lengkap dengan aksi baku-hantam, tembak-tembakan, atau bahkan kejar-kejaran. 

2. Animasi 
Film animasi atau kartun juga disebut sebagia film anime di Jepang. Berbeda dari genre lainnya, animasi tak menggunakan aktor asli dalam pengambilan gambarnya. Gambar-gambar yang dihadirkan biasanya digambar langsung oleh animator sebelum kemudian dijahit dengan ceritanya lalu ditambahkan suara dari aktor-aktornya. 

3. Komedi 
Film komedi adalah film yang mengandalkan unsur komedi di dalamnya sehingga bisa membuat para penonton tertawa saat menyaksikannya. Film dengan genre ini biasanya dibuat secara ringan karena tujuan utamanya adalah mengocok perut penonton. 

4. Dokumenter 
Dokumenter adalah film yang diambil dari dokumentasi seseorang atau sebuah peristiwa nyata tanpa ditambahi dramatisasi. Genre film ini biasanya digarap untuk menguak kebenaran dari sebuah peristiwa atau bahkan biografi seorang tokoh. 

5. Drama 
Drama adalah genre yang paling banyak dibuat dan diminati oleh penonton. Genre drama biasanya terinspirasi dari kegiatan-kegiatan yang ditemukan di kehidupan sehari-hari. Kedekatan antara cerita di dalam film drama dan kehidupan nyata membuat genre ini digandrungi oleh masyarakat. 

6. Horor 
Horor selalu memiliki segmentasi pasar tersendiri yang tak akan pernah surut. Film genre horor biasanya menawarkan teror dari hantu atau hal-hal menyeramkan lainnya dan bisa membuat bulu kuduk penonton berdiri. Uniknya, ada banyak orang yang selalu ingin menonton film horor demi mendapatkan sensasi menjerit atau berteriak karena ditakut-takuti. 

7. Romantis 
Genre romantis biasanya selalu dikawinkan dengan genre drama dalam pembuatannya. Semua itu tak lepas dari kisah romasa yang tak pernah lepas dari drama. Orang mungkin tak akan suka ketika menyaksikan sebuah film berjalan mulus penuh romantisasi tanpa adanya konflik atau drama di dalamnya. 

8. Fiksi Sains (Sci-Fi) 
Fiksi Sains atau Sci-Fi merupakan genre film yang temanya berlatarkan fiksi dengan dukungan sains. Film-film Fiksi Sains biasanya mengangkat tema kehidupan luar angkasa, robot-robot canggih, dan monster-monster yang dihasilkan dari imajinasi sang kreator. 

9.Thriller 
Genre thriller sebenarnya sangat dekat dengan genre aksi. Film dengan genre ini biasanya dipenuhi dengan aksi-aksi memacu adrenalin namun dengan eksekusi yang lebih ganas dibandingkan genre laga. Pertumpahan darah merupakan hal yang biasa dalam sebuah film thriller. 

10. Fantasi 
Sesuai dengan namanya, genre fantasi adalah film yang sebenarnya menceritakan hal-hal mustahil di dunia. Semuanya berasal dari fantasi liar sang kreator saat ingin membuat sebuah cerita. Tak ada batasan dalam film bergenre fantasi ini karena pemikiran dari seseorang bisa seluas samudera.

Pada film animasi Toy Story yang diproduksi oleh Pixar Animation Studios dan dirilis oleh Walt Disney Pictures di Amerika Serikat. Terdapat beberapa genre yang ada didalam film ini, yaitu genre komedi, anak-anak, petualangan, fantasi, drama dan persahabatan. Film karya sutradara John Lasseter ini merupakan film animasi yang pertama kali menggunakan fitur komputer dari Pixar Animation Studio. Skenarionya ditulis oleh Joss Whedon, Andrew Stanton, Joel Cohen, dan Alec Sokolow. Pada 22 November 1995, Toy Story perdana dirilis. Animani ini merupakan kolaborasi pertama Pixar-Disney sekaligus film animasi berdurasi panjang pertama yang sepenuhnya dibuat oleh komputer.

    

Proses pengembangan film Toy Story bisa dibilang panjang, yang mana dimulai sejak Januari 1991. Pixar harus menggambar, membuat figur dan pekerjaan akhir lainnya yang semua dilakukan di komputer. Animasi canggih ini menciptakan dunia tiga dimensi yang hidup penuh warna dan gerakan, di mana mainan bergerak dan hidup seperti manusia. Setelah dirilis, Toy Story meraih sukses besar. Toy Story meraup lebih dari 192 juta dolar AS di box office domestik dan 358 juta dolar AS di seluruh dunia. Animator Toy Story, John Lasseter, menerima Academy Award khusus untuk memimpin tim Pixar dalam pembuatan Toy StoryToy Story juga menjadi film animasi pertama yang mendapatkan nominasi Oscar untuk Best Original Screenplay.



Jurnal Review

No : 1

Penulis : Ady Prawira Riandi, Andika Aditia (2022)

Judul : Pengertian Film: Definisi, Jenis dan Fungsinya

Hasil : Film memiliki definisi sebagai sebuah medium komunikasi audio visual yang tak hanya memberikan hiburan, tapi juga menawarkan informasi, dan bahkan bisa menyentuh emosi penontonnya. film juga merupakan media audio visual yang menggabungkan kedua unsur, yaitu naratif dan sinematik. Unsur naratif sendiri berhubungan dengan tema sedangkan unsur sinematik adalah alur atau jalan ceritanya yang runtun dari awal hingga akhir. Kehadiran film yang bisa menarik perhatian masyarakat pada akhirnya memunculkan fungsi di dalamnya. Film biasanya dijadikan medium informasi yang paling mudah dicerna oleh masyarakat.

adapun beberapa fungsi dari film, yaitu Informasi, edukasi, dan persuasi .Sudah bukan hal lazim bahwa film digunakan sebagai medium informasi, edukasi, dan persuasi. Para pembuat film biasanya menyisipkan unsur-unsur di atas demi meningkatkan value atau nilai dari karyanya. Masyarakat juga cenderung meniru apa yang dilakukan oleh idolanya, dalam hal ini adalah karakter-karakter di dalam film. Media ekspresi dan pengembangan seni, Film juga berfungsi sebagai media ekspresi dan pengembangan seni seseorang. Para pembuat film atau filmmaker tak jarang menggunakan karyanya sebagai medium ekspresi dari sesuatu yang tak mungkin mereka sampaikan dengan gamblang. Film juga adalah medium tepat bagi seseorang untuk mengembangkan bakat seninya. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM), Pembuatan film biasanya melibatkan banyak orang di dalamnya. Sebuah film bisa menyedot Sumber Daya Manusia (SDM) besar karena di dalamnya terdapat banyak divisi yang harus diisi.


No : 2

Penulis : Arik Kurnianto

Judul :  Tinjauan Singkat Perkembangan Animasi Indonesia dalam Kontes Animasi Dunia

Hasil : Kata animasi berasal dari kata kerja dalam bahasa latin animare, yang berarti “menghidupkan” atau “memberi nafas” (Wright, 2005). Sehingga animasi dapat didefinisikan sebagai upaya untuk menghidupkan atau memberi kesan atau ilusi hidup atau bergerak dari gambar diam atau benda mati. Secara teknis animasi berarti menghidupkan urutan still image (gambar tidak bergerak), atau teknik memfilmkan susunan gambar atau model untuk menciptakan rangkaian gerakan ilusi. Jika dilihat dalam konteks film (layar lebar) berdasarkan aspek produksi, animasi adalah medium yang kompleks dan mahal. Maka wajar jika perkembangan animasi di Indonesia dalam konteks global tergolong sangat lambat, meskipun persinggungan dengan dunia film dan animasi telah berlangsung cukup lama di negeri ini. Bahkan jika dilihat dari sejarah film sebagai medium animasi, perkembangan awal film di Indonesia bisa dikatakan sama dengan awal perkembangan film dunia dan telah berlangsung semenjak era kolonial Belanda awal abad 20. Perkembangan film animasi Indonesia sempat menemukan momentum di awal era televisi, namun meredup kembali di tahun 80an hingga 90an, di mana pada saat itu animasi di Indonesia banyak didominasi oleh animasi luar terutama Jepang dan Amerika. Perkembangan animasi Indonesia selanjutnya menemukan momentumnya lagi di era digital meskipun terlambat hampir 10 tahun lamanya jika dilihat dalam konteks perkembangan animasi dunia (global), baik secara bentuk maupun teknologi.



No : 3

Penulis : Putri Ainur IslamRamdan Febrian (2021)

Judul : 

Pertama Kalinya Toy Story Dirilis dalam Sejarah Hari Ini, 22 November 1995

Hasil : Toy Story perdana dirilis pada 22 November 1995. Animani ini merupakan kolaborasi pertama Pixar-Disney sekaligus film animasi berdurasi panjang pertama yang sepenuhnya dibuat oleh komputer. Mengutip History, plot Toy Story berkisah persaingan antara koboi Woody, mainan favorit seorang bocah lelaki bernama Andy, dan Buzz Lightyear, mainan astronot baru yang mengkilap yang diterima Andy sebagai hadiah ulang tahun. Pemenang Oscar Tom Hanks mengisi suara Woody, sementara Tim Allen pengisi suara Buzz.

Proses pengembangan Toy Story bisa dibilang panjang, yang mana dimulai sejak Januari 1991. Pixar harus menggambar, membuat figur dan pekerjaan akhir lainnya yang semua dilakukan di komputer. Animasi canggih ini menciptakan dunia tiga dimensi yang hidup penuh warna dan gerakan, di mana mainan bergerak dan hidup seperti manusia. Setelah dirilis, Toy Story meraih sukses besar. Toy Story meraup lebih dari 192 juta dolar AS di box office domestik dan 358 juta dolar AS di seluruh dunia. Animator Toy Story, John Lasseter, menerima Academy Award khusus untuk memimpin tim Pixar dalam pembuatan Toy StoryToy Story juga menjadi film animasi pertama yang mendapatkan nominasi Oscar untuk Best Original Screenplay.


No : 4

Penulis : Fabiola Della Alveina (2021)

Judul : Analisis Semiotika Terhadap Nilai Kasih Sayang dalam Film Toy Story 4

Hasil : Film merupakan media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada banyak orang. Pada film “Toy Story 4” pada tulisan ini menerapkan teori dari Peirce sehingga menguraikan tanda – tanda dan dijabarkan melalui triangle of meaning. Hal – hal yang diperhatikan yaitu ekspresi tokoh, bahasa tubuh, dialog serta suasana yang berada dalam adegan pada film.

Ada beberapa contoh, yaitu:

  1. Melalui proses penelitian semiotika menggunakan teori Peirce perhatian ditemukan pada adegan kedua dan ketiga. Perhatian diwujudkan dengan sifat kepedulian antar anggota keluarga, saling menolong jika ada yang tertimpa musibah, membangun suasana positif, menghibur jika ada yang sedih, dan memotivasi satu sama lain. 
  2. Melalui proses penelitian semiotika menggunakan teori Peirce cinta ditemukan pada adegan keempat. Cinta diwujudkan dalam bentuk pengorbanan, ketulusan, perasaan sayang yang kuat satu sama lain dan kepercayaan.


No : 5

Penulis : Muhammad Aufa Hakim, Mochammad Rochim (2020)

Judul : Analisis Semiotika Pesan Moral dalam Film Animasi Toy Story 4

Hasil : Hasil penelitian dari penelitian ini yang dilakukan dengan analisis pesan moral dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes Pesan moral yang terdapat dalam film animasi Toy Story 4 dari beberapa scene yang telah dipilih sebelumnya oleh peneliti, yang mencerminkan pesan moral yakni Saling Bekerja Sama Untuk Mencapai tujuan, loyalitas. Film merupakan salah satu bentuk perilaku komunikasi massa dan dapat dijadikan sebagai media penyampaian pesan yang serat akan nilainilai moral. Dalam menyaksikan atau menonton sebuah film, masyarakat harus pandai-pandai memilah dan menerima pesan-pesan yang ada dalam film atau tanyangan apapun yang dilihatnya.


No : 6

Penulis : Devinta Rizky Utami (2020)

Judul : Imperatif dalam Film Toy Story 3 dan Teknik Penerjemahannya dalam Bahasa Indonesia

Hasil : makna dan teknik penerjemahan imperatif yang ada pada Subtitle Film Toy Story 3. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan linguistik penerjemahan. Data berupa ujaran-ujaran para tokoh yang mengandung imperatif dalam Subtitle Film Toy Story 3. Teknik simak dan catat dilakukan untuk mengumpulkan data. Bentuk konstruksi deklaratif adalah bentuk imperatif yang paling banyak digunakan dalam subtitle film Toy Story 3. Bentuk konstruksi deklaratif dimanfaatkan untuk menyatakan maksud imperatif sehingga konstruksi tersebut mengandung makna ilokusi imperatif. Teknik penerjemahan literal merupakan teknik yang sering digunakan dalam menerjemahkan film. 


No : 7

Penulis : Muhammad Aufa Hakim, Moch Rochim (2020)

Judul : Analisis Semiotika Pesan Moral dala Film Animasi Toy Story 4

Hasil : Sembilan tahun yang lalu, setelah terakhir sekuel Toy Story digarap oleh Pixar semua penontonnya merasa bahwa sekuel Toy Story 3 ini adalah film terakhir dari seri ini, Karena memang film Toy Story 3 menjadi salah satu film yang sukses di garap oleh Pixar, dan pada akhirnya film arahan Josh Cooley ini digarap dengan animasi yang memesona dan bertabur banyak lelucon yang membuatnya menjadi film terbaik Pixar.

Dengan adanya sequel terbaru dari Toy Sory penelitian ini ingin meneliti pesan moral yang terdapat dalam film animasi Toy Story 4. Penelitian ini bertujuan untuk dapat menambah kajian media film, dan memberikan kontribusi pada pemahaman semiotika film, serta diharapkan bagi masyarakat dapat memberikan pemahaman bahwa film dapat dijadikan sebagai sarana penyampaian nilai-nilai tertentu dibalik pemikiran pemikiran yang ada, dan masyarakat bisa melihat dan menyaring pesan yang disampaikan melalui media khususnya film Toy Story 4.Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini penelitian kualitatif dengan metode penelitian analisis semiotika Roland Barthes, dengan sumber data yaitu data primer (film Toy Story 4) dan data sekunder (buku referensi) & menggunakan teknik tringulasi sebagai keabsahan data dari penelitian ini.

Hasil penelitian dari penelitian ini yang dilakukan dengan analisis pesan moral dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes Pesan moral yang terdapat dalam film animasi Toy Story 4 dari beberapa scene yang telah dipilih sebelumnya oleh peneliti, yang mencerminkan pesan moral yakni Saling Bekerja Sama Untuk Mencapai tujuan, loyalitas Dan Kesetiaan Tidak Mampu Dibeli Dengan Uang, pentingnya Menghargai Diri Sendiri, pentingnya Tujuan Hidup Dan Dengarkan Hati Nurani, Jangan Menyerah Untuk Mencoba, Jangan Takut Mencoba Suatu Hal Yang Baru, kebahagiaan Diri Sendiri Itu Penting.


No : 8

Penulis : Arin Rizki Cahya Ningtyas, Ruth Mei Ulina Malau S.I.Kom., M.I.Kom (2020)

Judul : IDENTITAS PEREMPUAN FEMININ (Analisa Resepsi Penonton Perempuan pada Film Toy Story 4)

Hasil : Dalam film Toy Story 4 menampilkan adegan yang merepresentasikan identitas perempuan feminis didalamnya, dan bagaimana pengaruhnya terhadap pemikiran informan, tanggapan informan menggambarkan keempat informan berada pada posisi dominant hegemonic reading dimana informan dapat menerima pesan yang disampaikan dan memahami makna dalam artian informan memiliki pemahaman yang sama terhadap pesan tanpa melakukan penolakan makna. Walau informan menerima tetapi dua informan merasa Toy Story 4 masih kurang menampilkan konsep feminisme yang lebih unik.

Mengenai penerimaan makna terkait identitas perempuan feminis dalam film Toy Story 4, seluruh informan berada pada posisi dominant hegemonic reading dimana informan dapat menerima pesan yang disampaikan dan memahami makna dalam artian informan memiliki pemahaman yang sama terhadap pesan tanpa melakukan penolakan makna. mengaku menerima makna tersebut. Lalu mengenai bagaimana pemaknaan informan terhadap identitas perempuan feminis, informan menempatkan diri sebagai dominant hegemonic reading dimana informan dapat menerima pesan yang disampaikan dan memahami makna dalam artian informan memiliki pemahaman yang sama terhadap pesan tanpa melakukan penolakan makna walau memalui interpretasi yang berbeda-beda terkait bagaimana pemaknaan informan terhadap identitas perempuan feminis. 


No : 9

Penulis : Marlenah (2012)

Judul : Analisis Semiotika Terhadap Pesan Moral dalam Film Toy Story 3.

Hasil : 

Pesan- pesan yang disampaikan dalam film akan membentuk persepsio rang terhadap apa yang disampaikan dalam film tersebut, begitu pula denganp ersepsi yang timbul akan berbeda-beda. Dengan kesembilan jenis semiotik,p esan moral dalam film Toy Story 3 dapat terlihat, seperti saling kerjasama,

persahabatan, menjadi pemimpin yang bijaksana, tolong menolong, tidakm ementingkan sendiri, serta dapat kita ambil pesan yang paling menonjol yang ingin disampaikan dalam film ini adalah bahwa perbuatan baik dan buruk pastia akan ada balasannya, seperti pada tindakan Lotso yang jahat dan menghianatie prtolongan Woody serta mengakibatkan Woody dan teman-teman nyaris hancurd an musnah di tempat pembakaran sampah.

Semantara Lotso menyelamatkan dirigible sendiri justru dipungut olehp engangkut sampah dan dijadikan sebagai aksesoris mobil yang diikat di depanm obil, menjadikan Lotso boneka beruang yang dekil tak terawat. Sementara Woody dan kawan-kawan selamat dari kehancuran dan kembali kepa Andym majikan mereka, walau Andy menyumbangkan mainan kepada orang lain, tetapiW oody dan kawan-kawan menjadi lebih baik karena mereka selaku mainan dapatk kembali dimainkan oleh anak yang menyayangi mereka dan menjadikan merek


No : 10

Penulis : Rizky Gilang Ramadhan (2020)

Judul : ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER YANG DISAMPAIKAN OLEH 

KARAKTER WOODY DALAM FILM TOY STORY 3 OLEH PIXAR

Hasil : Woody dalam film Toy Story 3 menggambarkan nilai-nilai pendidikan karakter melalui perilaku dan dialognya. Dia menunjukkan jiwa kepemimpinan, sosial peduli, ramah/komunikatif, adil, hormat, dan perhatian. Woody sebagai sheriff adalah pemimpin mainan Andy dan selalu melibatkan teman-temannya dalam memecahkan masalah. Dia juga diidentikkan dengan kepedulian sosial, suka menolong, kreatif, serta memiliki jiwa kepemimpinan demokratis. Penelitian terhadap film tersebut menyimpulkan bahwa Woody mewakili nilai-nilai seperti kepemimpinan, hormat, perhatian, ramah/komunikatif, adil, dan peduli sosial melalui sikap, tingkah laku, dan dialognya.


No : 11

Penulis : Tiara Wulandari (2021)

Judul : PENGGUNAAN FILM TOY STORY SEBAGAI BELAJAR MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KEDUA

SISWA SMPN SATAP LUMING

Hasil : Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: Hasil menunjukkan bahwa aktivitas menulis media film Toy Story (Tes Deskriptif) dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Peneliti juga menemukan cara yang tepat untuk mengajar menulis bahasa Inggris di kelas dengan menggunakan beberapa strategi: Prinsip-prinsip yang harus diikuti dalam menulis dan mengikuti proses pembelajaran menggunakan media dan strategi belajar adalah: 

(1) Memulai kelas dengan menyapa dan memperkenalkan diri; 

(2) Mengubah formasi bangku di kelas setiap minggu; 

(3) Memberikan permainan untuk mendorong siswa belajar dan menikmati proses pembelajaran; 

(4) Meminta siswa mengatur bangku, membuka pintu dan jendela agar kelas mendapatkan pencahayaan yang baik; 

(5) Menunjukkan media yang sudah disiapkan kepada siswa melalui grup belajar di ponsel; 

(6) Menonton video dan mengajak siswa untuk membuat tes deskripsi berdasarkan rekaman secara individu, dan membacakan hasil jawaban di depan kelas; 

(7) Mengevaluasi proses pembelajaran dan memberikan hadiah berupa hadiah kecil kepada siswa yang paling aktif dan berhasil; 

(8) Memutar musik/lagu (MP3) pada setiap kegiatan penutup dalam proses pembelajaran. 

ini menunjukkan bahwa penggunaan film Toy Story sebagai media pembelajaran mendapatkan tanggapan positif dari banyak siswa. Hal ini dibuktikan melalui hasil kuesioner siswa yang telah dianalisis oleh penulis dan rekan penulis. Selain itu, peningkatan hasil belajar siswa juga terlihat pada cycle terakhir. Pada cycle 1, rata-rata nilai siswa adalah 73.5. Pada cycle 2, hasil belajar siswa meningkat menjadi 91.7, yang dikategorikan sebagai peningkatan hasil belajar siswa. Persepsi siswa/responden terhadap metode penelitian ini juga menunjukkan hasil yang positif.


No : 12

Penulis : Ilma Triana , Endang Susuilawati , Luwandi Suhartono (2023)

Judul : Strategi Subtitle Terjemahan Inggris Indonesia Diterapkan dalam Film Toy Story 4

Hasil : Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan strategi penerjemahan yang digunakan dalam film Toy Story 4 berdasarkan sepuluh klasifikasi strategi subtitling oleh Gottlieb. Berdasarkan hasil setiap strategi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar strategi yang digunakan dalam penerjemahan subtitle adalah transfer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi penerjemahan diperlukan untuk menerjemahkan satu bahasa ke bahasa lain. Kita dapat menggunakan salah satu strategi untuk menerjemahkan kalimat jika memungkinkan. Kita juga dapat menggunakan lebih dari satu strategi dalam satu kalimat. Hal ini terlihat dalam beberapa contoh bahwa penerjemah menggunakan berbagai strategi penerjemahan untuk mengirimkan pesan dengan jelas dari bahasa sumber ke bahasa target. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa penerjemah telah menunjukkan usaha mereka untuk menerjemahkan setara dengan yang asli menggunakan strategi transfer.


No : 13

Penulis : Nur Rahmansyah, Iqbal Al Rais Prihatono, Muhammad Ariq Ramadhan, Muhammad Daffa Farhan (2020)

Judul : PEMBUATAN FILM PENDEK ANIMASI 3 DIMENSI UNTUK EDUKASI ANAK BERJUDUL “MEMORIES”

Hasil : Kesimpulan yang dapat di ambil dari pembuatan film animasi 3D ‘MEMORIES’ yakni bahwa pembuatan penelitian berbentuk 3D membutuhkan waktu yang banyak serta latihan yang cukup dengan demikian film ini dapat diselesaikan. Film animasi MEMORIES dapat dijadikan tontonan yang menarik serta bermanfaat dan dapat mengajarkan anak-anak betapa pentingnya menjaga barang kesayangan mereka supaya kenangan yang sudah tersimpan tidak hilang sia-sia.

Pembuatan film pendek animasi membutuhkan riset dan persiapan yang cukup lama dalam matang, karena dalam film ini masih terdapat kekurangan. Film Animasi “MEMORIES” dapat dikembangkan menjadi serial atau menjadi referensi bagi para mahasiswa yang ingin membuat karya film pendek ataupun animasi pembelajaran.


No : 14

Penulis : Tore Gulden (2015)

Judul : Analisis sistem mainan storytelling transmedia dalam kaitannya dengan keinginan dan kesenangan

Hasil : Pemetaan platform penyampaian cerita transmedia oleh Cars dan Toy Story menunjukkan bagaimana sistemnya dirancang untuk mengisi kesenjangan waktu antara rilis film dan memperluas latar belakang. Pengenalan permainan dan mainan pada platform ini mewakili dan memfasilitasi sistem harapan. Ekspektasi perencanaan dan penantian rilis berikutnya tampaknya menjadi pendorong terhadap keinginan terhadap game, mainan, film, dan serial TV yang akan datang. Perencanaan dan penantian juga memotivasi pengumpulan, persiapan, dan fantasi tentang kemungkinan permainan di masa depan bersama teman-teman. Sistem storytelling transmedia juga memfasilitasi interaksi sosial dan dapat mewakili kepemilikan atau afiliasi dalam kelompok sosial. Pengaktifan komunikasi di antara anak-anak atau orang-orang yang bermain memunculkan kesenangan. Karakter mainan dari rilis sebelumnya dalam sistem penceritaan transmedia tetap berharga bagi pemiliknya, menunjukkan bukti sosial dan dapat memberikan ketahanan emosional. Transmedia storytelling adalah sistem yang memenuhi keinginan anak-anak untuk pengalaman bermain yang direncanakan dengan matang oleh pengembang mainan.


No : 15

Penulis : -

Judul : Mengamati film animasi Toy Story seri pertama

Hasil : Selain nilai-nilai karakter positif yang ada pada tulisan di jurnal, dalam film animasi Toy Story juga memuat nilai karakter yang negatif seperti saling mengejek, suka merusak mainan, dan suka berkelahi. Nilai karakter tersebut mungkin juga akan berpengaruh dengan perkembangan anak melihat karakteristik anak usia SD/MI yang suka meniru hal-hal yang mereka sukai. Oleh karena itu, bimbingan orang tua sangatlah dibutuhkan saat anak menonton tayangan televisi agar anak dapat mengambil hal-hal yang positif dari tayangan yang ditontonnya.


No : 16

Penulis : Naura Annisa Iskandar, Riama Maslan Sihombing (2022)

Judul : ANALISIS TIPOGRAFI PADA JUDUL FILM ANIMASI DISNEY GENRE PETUALANGAN

Hasil : Perhitungan berat huruf diukur dengan perbandingan antara lebar stem utama dengan tinggi huruf. Huruf yang dipakai sebagai sampel pada perhitungan berat huruf diambil yang stem utamanya vertikal. Hurufhuruf tersebut diantaranya adalah huruf kapital T, F, N, L, R dan E. Huruf kecil (lowercase) tidak diambil untuk penelitian ini karena semua sampel memakai huruf kapital (uppercase). Pada tipografi TOY STORY 4, Berat huruf yang dipakai pada judul TOY STORY dan angka 4 menggunakan huruf dengan jenis extra bold dengan ketebalan >28%


No : 17

Penulis : Callista P. D.

Judul : Resensi Film: Toy Story 4

Hasil : Bonnie, seorang anak laki-laki pemilik mainan Woody, Jassie, dan Buzz Lightyear. Woody tidak lagi dimainkan dan Bonnie takut menjalani hari pertama di TK. Woody membantu Bonnie dengan sukses. Bonnie membuat mainan baru bernama Forky dari sendok dan garpu. Forky ingin lompat ke tong sampah dan berhasil melarikan diri. Woody mencari dan membawa Forky pulang agar Bonnie tidak sedih. Film ini memiliki alur cerita emosional. Durasi film yang panjang dapat membuat anak bosan, tetapi film ini sangat menarik dan memiliki banyak hikmah.


No : 18

Penulis : kompas.com (2010)

Judul : "Toy Story 3" Pecahkan Rekor

Hasil : Film Toy Story 3, yang diproduksi oleh Pixar Animation Studios, mencatat sejarah dengan meraih pendapatan sebesar $153,8 juta pada pemutaran pertamanya di seluruh dunia. Film ini dibintangi oleh Tom Hanks sebagai suara Woody dan Tim Allen sebagai suara Buzz Lightyear. Di Amerika Serikat dan Kanada, Toy Story 3 memecahkan rekor pendapatan film Pixar sebelumnya dengan mencetak $109 juta. Ini juga menjadi film Pixar pertama yang mendapatkan pendapatan di atas $100 juta dalam satu minggu. Toy Story 3 menjadi salah satu dari hanya dua film animasi yang mencapai pendapatan di atas $100 juta dalam sepuluh tahun terakhir.


No : 19

Penulis : Asti Khoirunnisa

Judul : FILM ANIMASI LIGHTYEAR 2022 DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERKEMBANGAN KARAKTER ANAK

Hasil : Film Lightyear 2022 akan berdampak besar pada anak usia 6-12 tahun. Pada usia ini, anak-anak berada dalam masa matang untuk belajar. Dampak dapat berarti pengaruh atau konsekuensi dari setiap keputusan yang diambil oleh seseorang. Film ini memiliki dampak positif seperti kerjasama tim, saling tolong-menolong, persahabatan, ketekunan, dan tanggung jawab. Namun, ada juga dampak negatif seperti LGBT, sifat egois, dan kesombongan. Perkembangan adalah perubahan individu atau organisme menuju kedewasaan secara progresif, baik fisik maupun psikis. Karakter adalah nilai dasar yang membangun seseorang, baik karena faktor keturunan maupun lingkungan, dan terwujud dalam sikap dan perilaku sehari-hari.


No : 20

Penulis : Gede Pasek Putra Adnyana Yasa (2022)

Judul : ESTETIKA ANIMASI: KONSEP DAN GAYA ANIMASI BUL

Hasil : Konsep estetika atau pemikiran untuk dapat menciptakan tercapainya keindahan yang secara khusus dapat mempengaruhi psikologis/alam bawah sadar penonton terhadap animasi Bul diwujudkan melalui gaya film animasi. Gaya animasi sebagai salah satu konsep yang dapat menciptakan keindahan yaitu digunakan gaya limited. Animasi Bul menerapkan gaya limited dalam animasinya mengacu pada ciri-ciri animasi limited yaitu lebih banyak digunakan pada film animasi berseri di stasiun televisi, gerak animasi sederhana, mengutamakan cerita dibanding gerak. animasinya, menggunakan gerak animasi berulang. Merujuk dari ciri tersebut maka animasi Bul dapat dikatakan menggunakan gaya limited animation. 

Meskipun animasi Bul ini dibuat tidak berseri seperti halnya film-film animasi yang diputar di televisi, akan tetapi secara umum animasi Bul masuk didalam ciri-ciri sebuah animasi yang bergaya limited. Hal tersebut dapat dibuktikan dari gerak animasinya yang menerapkan gerak animasi sederhana dan berulang (cycling: walk-cycle, run-cycle). Di samping itu pula, animasi Bul dibuat dengan lebih mengutamakan cerita dibandingkan unsur gerak animasinya. Gerak sederhana dan berulang yang diterapkan dalam animasi Bul terdapat pada gerakan tokoh pemulung berjalan, pemulung mengambil sampah, anjing berlari, burung terbang serta gerakan background rumput yang bergoyang. Kontinuitas atau konsistensi gerak animasi yang sederhana (limited) dari keseluruhan animasi Bul dapat membentuk kesatuan sebagai salah satu unsur estetis karya seni yang dalam hal ini animasi. Gerakan animasi yang sederhana (limited) disusun secara berkaitan dengan erat antara scene satu dengan scene lainnya, yang dibuat secara konsisten. 

Kontinuitas serta konsistensi menerapkan gaya limited dalam setiap gerakan animasi dalam animasi Bul, dapat mewakili terbentuknya suatu kesatuan selain juga unsur-unsur lainnya yang terdapat dalam animasi tersebut. Konsep animasi Bul berkaitan dengan fungsi terdiri dari fungsi personal dan fungsi sosial. Fungsi personal yaitu animasi Bul dijadikan sebagai media untuk mengekspresikan perasaan, pengalaman, atau hal-hal lainnya yang bersifat pribadi dari animatornya. Sedangkan fungsi sosial dari animasi Bul adalah untuk dapat menyampaikan pesan mengenai penyadaran terhadap orang lain tentang kehidupan.








Daftar Isi :

1.       https://entertainment.kompas.com/read/2022/10/19/150302666/pengertian-film-definisi-jenis-dan-fungsinya?page=all.

2.      https://www.researchgate.net/profile/Arik-Kurnianto-3/publication/319708244_Tinjauan_Singkat_Perkembangan_Animasi_Indonesia_dalam_Konteks_Animasi_Dunia/links/5f11101292851c1eff183072/Tinjauan-Singkat-Perkembangan-Animasi-Indonesia-dalam-Konteks-Animasi-Dunia.pdf

3.      https://voi.id/memori/106691/pertama-kalinya-toy-story-dirilis-dalam-sejarah-hari-ini-22-november-1995

4.      https://eskripsi.usm.ac.id/files/skripsi/G31A/2017/G.331.17.0123/G.331.17.0123-15-File-Komplit-20210824023949.pdf

5.      https://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/mankom/article/download/22621/pdf

6.      https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/187163

7.      https://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/mankom/article/view/22621

8.      D:/TEMPAT%20DOWNLOAD%20TERBARU/13557-Article%20Text-25891-1-10-20201127.pdf

9.      https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20230706132136-225-970182/tokoh-utama-di-film-toy-story-bukan-cuma-woody-dan-buzz-lightyear

10.  949-3230-1-PB.pdf

11.  http://repository.iainpalopo.ac.id/id/eprint/3887/1/TIARA%20WULANDARI%20THESIS.pdf

12.  file:///D:/TEMPAT%20DOWNLOAD%20TERBARU/65424-75676693267-1-PB.pdf

13.  file:///D:/TEMPAT%20DOWNLOAD%20TERBARU/170-Article%20Text-888-1-10-20201228.pdf

14.  https://core.ac.uk/download/pdf/81995331.pdf

15.  -

16.  file:///D:/TEMPAT%20DOWNLOAD%20TERBARU/18625-Article%20Text-61343-1-10-20220801.pdf

17.  https://tamankalimas.surabaya.go.id/taman_kalimas/assets/karya/masyarakat/pdf/93874ab7072a074a98f6fbf866ceed7d.pdf

18.  https://nasional.kompas.com/read/2010/06/21/15453018/quottoy.story.3quot.pecahkan.rekor

19.  https://eprints.ums.ac.id/115218/11/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

20.  file:///D:/TEMPAT%20DOWNLOAD%20TERBARU/1604-Article%20Text-3777-1-10-20220602.pdf

 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS DAN KESIMPULAN PADA POSTER FILM TOY STORY 3

Analisis Tentang Desain Grafis